Poin Penting
- BNC siapkan produk BNPL/paylater dengan uji coba terbatas mulai Januari 2026 dan rencana peluncuran resmi pada semester I 2026
- BNPL diarahkan untuk segmen underbanked guna meningkatkan daya saing bank digital, memanfaatkan alternative credit scoring sebagai peluang “blue ocean”
- Target penyaluran paylater hingga Rp200 miliar pada 2026, di tengah kinerja kredit BNC yang masih terjaga kualitasnya dengan NPL gross turun ke 2,89 persen.
Jakarta – Produk buy now pay later (BNPL) semakin banyak digandrungi oleh pelaku perbankan. PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC; IDX: BBYB) menjadi salah satu yang tertarik untuk menjajal peluncuran produk tersebut.
“Januari 2026 sudah masuk tahap uji coba terbatas,” ungkap Eri Budiono, Direktur Utama BNC di sela-sela agenda Public Expose BNC, Selasa, 16 Desember 2025.
BNC sendiri sejatinya sudah terhubung dengan ekosistem BNPL milik PT Akulaku Finance (Akulaku), yang merupakan pemegang saham terbesar bank. Pengembangan produk paylater ini murni berasal dari BNC.
Menurut Eri, BNC mengembangkan BNPL untuk mendorong daya saing bank digital. BNC ingin merambah penyaluran kredit ke segmen underbanked yang notabene masih minim akses terhadap pembiayaan.
Baca juga: Laba Bank Neo Commerce Terbang 7.300 Persen Jadi Rp517,20 Miliar di Oktober 2025
“Akses ke perbankan masih sangat limited, kebanyakan (hanya) e-wallet nah itu yang justru digital banking, dengan kemampuan alternative credit scoring ini masuk ke segmen blue ocean-nya,” paparnya.
Eri menambahkan, saat ini masih ada sejumlah bank konvensional yang belum bersaing di tanah BNPL. Kebanyakan masih mengandalkan channeling melalui fintech lending. Ini dinilai bisa menjadi keunggulan tambahan bagi pelaku bank digital untuk merambah ke produk ini.
Luncurkan Paylater di Semester I 2026
Sementara, Sufen Triantio, Chief Financial Officer (CFO) BNC, menyebut produk paylater direncanakan meluncur pada semester I 2026. BNC menargetkan penyaluran awal sampai dengan Rp200 miliar hingga penutup 2026.
“Mungkin kuartal II (sudah rampung). Dan harapan kami di akhir tahun penyalurannya bisa tembus Rp200 miliar,” katanya.
Baca juga: Bos Superbank: Peluang Industri Bank Digital RI Masih Terbuka Lebar
Penyaluran Kredit BNC
BNC punya produk bernama Neo Loan, yang menjadi andalan dalam menyalurkan pembiayaan. Jelang penutup 2025, angkanya sudah mendekati Rp600 miliar, dan pertumbuhannya di kisaran 139 persen secara tahunan (yoy).
Namun begitu, hingga Oktober 2025, BNC mengalami kontraksi penyaluran kredit sebesar 14,16 persen (yoy), dari Rp8,62 triliun menjadi Rp7,40 triliun.
Namun dari kualitas kredit terjaga. Ini tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,89 persen di periode tersebut, berbanding 3,74 persen per Oktober 2024. (*) Mohammad Adrianto Sukarso










