Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi yang dihantam krisis akibat pandemi COVID-19 khusisnya di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Langkah – langkah yang dilakukan oleh Bank BJB dalam mengaklerasi pertumbuhan ekonomi daerah di antaranya dengan berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan melakukan restrukturisasi kredit.
Yuddy Renaldi selaku Direktur Utama Bank BJB menerangkan adapun penyaluran kredit PEN mayoritas disalurkan di segmen-segmen produktif salah satunya adalah pembiayaan infrastruktur.
“Di antara yang dapat didukung perbankan antara lain melakukan ekspansi yang berkualitas melalui pembiayaan infrastruktur atau proyek strategis nasional sehingga memiliki multiplayer effect yang besar. Membantu pembiayaan defisit kas pemerintah daerah dan pembiayaan modal kerja untuk mendukung pemulihan sektor riil,” ujar Yuddy dalam webinar Infobank TOP 100 Bankers 2020, 1 Desember 2020.
Seperti diketahui, Bank BJB telah menerima suntikan dana PEN dsri pemerintah sebesar Rp2,5 triliun. Yuddy mengungkapkan hingga Oktober 2020 Bank BJB telah meningkatkan leverage penyaluran kredit PEN mencapai Rp5 triliun.
Sementara itu, Yuddy juga menerangkan saat ini total kredit nasabah Bank BJB yang terdampak pandemi COVID-19 mencapai 8.900 debitur dengan nilai sebesar Rp4,4 triliun. Dari Jumlah tersebut Bank BJB telah melakukan resteukturisasi sebesar Rp2,7 triliun. “Sisanya sebesar Rp1,7 triliun itu tidak mengajukan usulan restrukturisasi,” ujar Yuddy.
Secara bisnis Bank BJB mampu bertahan di tengah hantaman krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dikala kredit perbankan tengah lesu, kinerja kredit Bank BJB justru mengalami anomali dengan mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hingga 8,7 persen year on year ( yoy) dengan nilai total Rp94,6triliun di kuartal III 2020. Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup signifikan, yaitu 17,3 persen menjadi Rp147,6 trilliun. Sementara itu, kualitas kredit Bank BJB tetap terjaga dengan non performing loan (NPL) gross hanya sebesar 1,5%.
Secara konsolidasi berhasil memperoleh laba bersih Rp1,2triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen (yoy). Pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset bank bjb yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen menjadi Rp147,6 triliun.
“Kami terus mengaklerasi perbaikan dan penyiapan infrastuktur IT untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan yang ada Disamping juga manajemen resiko yang baik akan mampu menjalankan bisnis dengan pruden di tengah ketidak pastian. Lalu faktor kepemimpinan akan mendukung semuanya untuk terwujud dan terimplementasi sesuai harapan bersama,” ujarnya. (*) Dicky F Maulana