Jakarta – Performa harga Bitcoin (BTC) sepanjang sepekan terakhir masih bergerak di rentang USD28.590 hingga USD30.045. Di mana pada pekan ini, investor akan mencermati serangkaian data makro ekonomi Amerika Serikat (AS) sebagai sentimen pendorong harga BTC pekan ini.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan bahwa AS akan merilis data inflasi Juli pada Kamis (10/8) yang akan menunjukkan apakah angka inflasi akan kembali turun atau tidak.
Baca juga: Sepanjang Semester I-2023, Harga Bitcoin Melesat Lebih dari 80%
Kemudian, di keesokan harinya AS juga akan merilis data Indeks Harga Produsen (IHP) Juli dengan harga produsen inti diperkirakan naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan, indeks harga konsumen (IHK) AS yang diproyeksikan menurut konsensus mengalami kenaikan menjadi 3,3 persen dibandingkan periode Juni 2023 yang berada di angka tiga persen.
“Angka yang lebih rendah akan membuat pembuat kebijakan yaitu The Federal Reserve akan mempertimbangkan untuk menunda menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC September mendatang setelah kenaikan seperempat poin persentase bulan lalu,” ucap Panji dalam risetnya di Jakarta, 8 Agustus 2023.
Adapun, pada perdagangan hari ini (8/8) pukul 09.00 WIB, BTC bergerak di harga USD29.160, menguat 0,39 persen selama 24 jam terakhir dengan kapitalisasi pasar BTC berada di atas USD567 miliar.
Sedangkan, total kapitalisasi pasar kripto pun hari ini mengalami pelemahan 0,20 persen dalam 24 jam terakhir, berada di level USD1.125 triliun.
Baca juga: Ciptakan Ekosistem Perdagangan aset Kripto, Bappebti Resmikan Bursa Kripto Indonesia
“Sepanjang sepekan terakhir, titik tertinggi total kapitalisasi pasar kripto berada pada level USD1,165 triliun dicapai pada Rabu (2/8) dan titik terendah berada pada level USD1,106 triliun yaitu pada kemarin malam Senin (7/8),” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama