Bidik Pembiayaan Rp70 Triliun di 2023, PNM Andalkan Funding dari Pasar Modal

Bidik Pembiayaan Rp70 Triliun di 2023, PNM Andalkan Funding dari Pasar Modal

Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan penyaluran pembiayaan sekitar Rp70 triliun di tahun 2023. Untuk mendukung target tersebut, PNM menyiapkan sejumlah strategi untuk mendapat pendanaan dengan cost of fund yang kompetitif. Funding dari pasar modal masih akan mendominasi.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, di tengah tren kenaikan tingkat suku bunga, perseroan harus lebih jeli dan kreatif dalam mencari dana. Namun perseroan tetap optimis masih banyak sumber dana yang bisa dimanfaatkan.

“Kalaupun terjadi hal yang tidak kita inginkan, resesi seperti yang diasumsikan, kami yakin masih banyak sumber dana yang bisa dimanfaatkan. Persis seperti kejadian di 2020-2021, di tengah kesulitan funding, Alhamdulillah kita masih bisa dapat cukup banyak untuk menyalurkan pembiayaan,” ujar Arief menjawab pertanyaan infobank dalam Media Gathering PNM di Jakarta, Jum’at, 11 November 2022.

Arief melanjutkan, pendanaan PNM lebih banyak bersumber dari dana komersial. Sekarang dengan interest bearing di posisi Rp36 triliun, sekitar 58% bersumber dari pasar modal. Lalu sekitar 30% dari perbankan, dan sisanya dari pemerintah. Untuk pendanaan tahun depan pun perseroan masih akan tetap mengandalkan dana dari pasar modal.

“Kelihatannya kami akan lebih banyak berupaya di pasar modal,” imbuhnya.

Di awal 2023, PNM berencana menerbitkan sukuk. Bond syariah senilai Rp4 triliun tersebut sebenarnya direncanakan diterbitkan akhir tahun 2022, tapi kemudian digeser ke awal tahun depan.

“Sambil baca pasar. Kalau peluangnnya bagus mungkin sampai Rp4 triliun, tapi kalau enggak bisa kami buat bertahap Rp2 triliun. Selebihnya kebetulan dari cashflow internal untuk penyaluran pembiayaan masih bisa kami upayakan,” pungkas Arief.

Sebagai informasi, hingga 11 November 2022, PNM sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp52,29 triliun, Targetnya hingga akhir 2022 realiasi pembiayaan bisa tembus Rp63 triliun. Sedangkan jumlah nasabah saat ini sudah mencapai 13,21 juta orang, dengan target sekitar 13,5 juta sampai dengan 13,7 juta nasabah di akhir tahun 2022. (*) Ari Astriawan

Related Posts

News Update

Top News