Menurut Taufik, penambahan landbank didukung oleh pendanaan yang kuat setelah PPRO menggelar rights issue senilai Rp1,5 triliun, di mana 70 persen dari dana tersebut digunakan untuk investasi pengembangan sebesar Rp1 triliun.
Tambahan landbank diharap semakin memudahkan ekspansi untuk menopang pertumbuhan kinerja di masa mendatang. Pada 2016, PPRO membukukan pertumbuhan laba bersih 20 persen menjadi Rp365 miliar. Sementara dari sisi marketing sales mencapai Rp2,49 triliun, tumbuh 25 persen dari tahun 2015.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan marketing sales tumbuh 20 persen menjadi Rp2,99 triliun. Sementara laba bersih juga ditargetkan meningkat 20 persen menjadi Rp438 miliar. “Kami akan terus menambah landbank untuk menjadi pengembang nasional yang berdaya saing global,” pungkas Taufik. (*)