Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengakui, dengan adanya penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin (bps) sebanyak dua kali menjadi 5,50%, diyakini akan diikuti oleh penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan.
Demikian hal tersebut seperti disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo pada saat diskusi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan NIM perbankan.
“Nim sudah dibawah 5 persen , dulu diatas 5 hingga 6 persen sekarang 4,6% hingga 4,7% masih bisa turun. Dimana NIM kunci tingkatan efisiensi di dunia perbankan,” kata Perry di Jakarta, Senin 26 Agustus 2019.
Perry menambahkan, salahsatu faktor utama penurunan NIM adalah penurunan bunga acuan dan faktor kedua adalah kecukupan likuiditas di perbankan.
Sedangkan faktor ketiga Perry menyebutkan, sinergi antar regulator dan Pemerintah dirasa perlu untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ketiga faktor regulasi makanya OJK juga relaksasi regulasi , BI juga dengan uang muka dan kendala bank atau cost regulation bisa diturunkan,” jelas Perry.
Sebagai informasi, sejumlah bank besar melaporkan penurunan NIM dari rata-rata 6,2% di semester I-2018 menjadi 5,8% di semester I-2019. Sementara berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Per Mei 2019, NIM industri bank sebesar 4,9 persen atau turun 19 bps dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More