Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menilai, gejolak perekonomian Yunani akan menyita perhatian dunia hingga tiga bulan ke depan. Bahkan, gejolak perekonomian Yunani akan menyumbang ketidakpastian global setelah brexit.
Pernyataan Agus Marto ini sejalan dengan pandangan Menkeu Sri Mulyani yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi Yunani bakal mempengaruhi dan menimbulkan ketidakpastian perekonomian global. “Setuju, kita intinya menganggap kondisi Eropa perlu diperhatikan,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, bahwa beberapa hal yang perlu diwaspadai adalah pemulihan ekonomi Yunani tidak seperti yang diharapkan. Kondisi ini juga memungkinkan lembaga internasional IMF yang kembali menyoroti kondisi ekonomi Yunani.
“Mungkin lembaga internasional seperti IMF juga perlu memperhatikan karena ada kewajiban-kewajiban yang terkait,” ucapnya.
Sementar itu, di sisi lain, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah beberapa negara di Eropa tengah memasuki masa pemilihan umum. Kondisi ini membuat negara seperti Jerman dan Italia cenderung proteksionis dan mengurangi komitmen dengan Eropa bersatu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, salah satu penyebab Yunani kembali menjadi sorotan negara di dunia adalah rasio utangnya yang menembus 200% dan defisit anggaran 4,2%. Dengan defisit sebesar itu, Yunani tidak mungkin bertahan di Eropa.
“Ini yang akan jadi topik pembicaraan 2 sampai 3 bulan ke depan. Kalau kita sudah lihat Brexit, dulu pernah disebutkan Grexit karena tidak mungkin Yunani akan tetap di Eropa dengan defisit lebih dari 3%,” tutupnya. (*)
Editor : Apriyani K