Jakarta – Transformasi digital membawa efisiensi serta daya jangkau yang jauh lebih luas dibandingkan pendekatan operasional bank sebelumnya yang mengandalkan cara konvensional.
Kepala Kanwil BI Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko menyampaikan, BI telah melakukan langkah-langkah strategis dalam digitalisasi sistem pembayaran untuk memudahkan dan membuat pembayaran menjadi murah, antara lain dengan QRIS dan BI Fast. Hal ini akan membantu para UMKM yang berjumlah 64,2 juta untuk melakukan transaksi secara murah, mudah, dan cepat.
“BI berkomitmen mendukung UMKM melalui sistem digitalisasi sistem pembayaran, hal ini secara tegas disampaikan dalam Blue-Print Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang dibuat oleh BI. Oleh karenanya semua bank juga perlu menyelaraskan dengan SPI 2025 agar bersama-sama dengan BI mendukung UMKM Indonesia,”ujar Onny pada keterangannya, 18 Oktober 2021.
Sementara itu, Dhani Gunawan Idat, Kepala Kantor Regional 1 OJK Provinsi DKI Jakarta dan Banten juga menegaskan komitmen dalam pengembangan digitalisasi UMKM. Dengan begitu, pengembangan ekosistem ekonomi dan pembiayaan digital bisa ditingkatkan.
Bayu Prawira Hie, Direktur Eksekutif IBC mengingatkan bahwa untuk mendukung UMKM melalui digitalisasi, bank perlu melakukan transformasi digital terhadap dirinya dulu. Bayu yang merupakan doktor Transformasi Digital pertama di Indonesia mengangkat penilaian kematangan digital bank di Indonesia yang masih rendah menurut penilaian OJK dalam Cetak Biru Perbankan Indonesia.
Hal utama yang perlu diperbaiki dari 6 dimensi kematangan digital bank adalah dimensi Institusional yang mendapat nilai 46/100, sebagai pendorong terhadap 5 dimensi lainnya.
Bayu membagikan e-book “Panduan Transformasi Digital Bank di Indonesia” setebal 260 halaman yang ditulisnya sebagai panduan bagi bank dalam meningkatkan dimensi Institusional tersebut. Tak lupa ia mengingatkan untuk setiap bank juga harus segera membuat Cetak Biru Transformasi Digital masing-masing. (*)