Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, kehadiran teknologi digital di sektor jasa keuangan akan mendorong tingkat inklusi keuangan Indonesia yang masih sangat rendah. Hal tersebut diyakini akan mendorong tercapainya target inklusi keuangan nasional dari 36 persen di 2014 menjadi 75 persen di 2019.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, dengan tingginya jumlah pengguna ponsel yang diperkirakan mencapai sekitar 371,4 juta orang dan tingginya penetrasi perangkat digital, penggunaan teknologi digital memiliki peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan.
“Kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan teknologi digital dapat menghilangkan hambatan orang-orang yang tidak berpendidikan untuk memperoleh akses finansial. Teknologi digital mampu memberikan layanan keuangan ke daerah terpencil di Indonesia,” ujar Mirza di Yogyakarta, Senin, 28 Agustus 2017.
Selain itu, kata dia, teknologi digital juga dapat mendorong kebijakan BI di sistem pembayaran yang terus mengampanyekan less cash society sebagai kebiasaan dan gaya hidup baru masyarakat Indonesia. Di mana sejauh ini kebiasaan masyarakat akan uang tunai dalam bertransaksi masih sangat tinggi. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) triwulan II 2024… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 18 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mendukung target pemerintah menambah kapasitas pembangkit energi… Read More
Jakarta - Additiv, perusahaan penyedia solusi keuangan digital, mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Syailendra Capital, salah… Read More