Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pada tahun ini Neraca Pembayaran Indonesia (Balance of Payment/BoP) akan mencatatkan surplus sebesar US$10 miliar atau lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun lalu yang mengalami surplus US$12 miliar.
“Balance of Payment tahun ini diperkirakan surplus US$10 miliar. Tahun lalu surplus US$12 miliar,” ujar Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat, 22 Desember 2017.
Surplus NPI sebesar US$10 miliar tersebut, kata dia, akan menambah ketahanan ekonomi Indonesia jika ada gejolak eksternal di tengah ketidakpastian ekonomi global. “Kalau ada external shock. Perlu diapresiasi bagaimana pemerintah secara konsisten dan agresif melakukan deregulasi,” ucapnya.
Di sisi lain, perbaikan peringkat Ease Doing Business Indonesia juga menunjukkan bahwa fundamental perekonomian domestik melanjutkan tren perbaikan. “Dua tahun lalu masih peringkat ke-114, sekarang sudah ranking ke-72. Presiden masih menginginkan peringkat ke-40, jadi pekerjaan belum selesai,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, defisit transaksi berjalan (current account deficit pada tahun ini akan terkendali di bawah 2, persen dari PDB. Menurutnya, surplus NPI akan ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang meningkat dibandingkan 2016, khususnya dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio.
Sementara itu, tambah dia, defisit transaksi berjalan yang terkendali didukung oleh kenaikan surplus nonmigas di tengah defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer yang cukup besar, antara lain terkait defisit jasa transportasi dan pembayaran repatriasi hasil investasi asing. (*)