Ilustrasi: Suku bunga kredit bank. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bukan hanya berdampak pada perekonomian global maupun negara-negara yang dikenakan, namun juga menjadi bumerang bagi ekonomi AS sendiri.
Tarif yang diberlakukan tersebut dinilai dapat memperlambat laju ekonomi AS sekaligus meningkatkan inflasi di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
“Di Amerika sendiri juga tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang melambat tapi juga inflasi yang akan meningkat,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG, Rabu, 23 April 2025.
Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga di 5,75 Persen, Fokus Jaga Inflasi dan Stabilitas Rupiah
Perry menjelaskan, memburuknya kondisi perekonomian dan inflasi di AS akan memengaruhi arah kebijakan moneter negara tersebut. Fed Fund Rate (FFR) yang sebelumnya diprediksi turun dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, kini diproyeksikan akan dipotong sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4 persen.
“Karena itu makanya prediksinya terhadap Fed Fund Rate yang semula itu diperkirakan akan menurun dari 4,5 persen pada tahun 2024 menjadi 4,25 persen. Ini akan menurun menjadi 4 persen,” jelas Perry.
Baca juga: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, AS Terancam Resesi di 2025
Dalam hal ini, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat menjadi 2 persen dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen. Bahkan, pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan terjadinya resesi di AS meningkat, dengan probabilitas mencapai 60 persen.
Di sisi lain, Perry juga menyoroti dampak perang dagang antara AS dan China yang dinilai akan memperburuk perekonomian kedua negara tersebut, serta menyeret pertumbuhan negara-negara maju dan berkembang.
Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga di 5,75 Persen, Fokus Jaga Inflasi dan Stabilitas Rupiah
Ia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan akan melambat menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,6 persen.
Sementara itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menurun, dari 3,2 persen menjadi hanya 2,9 persen pada 2025. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More