Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, di tahun ini kondisi global masih akan dihadapi oleh risiko-risiko yang berasal dari ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi. Risiko-risiko tersebut dikhawatirkan dapat memicu penurunan pada perekonomian dunia.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, risiko ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi yang muncul antara lain adanya pemilihan umum di negara-negara Eropa. Selain itu, ada juga kebijakan perdagangan proteksionisme oleh beberapa negara maju.
“Risiko penurunan ini akan berdampak pada pengetatan finansial, menyebabkan lebih banyak volatilitas kepada arus finansial,” ujar Agus, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 April 2017.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa kondisi tersebut akan memberikan dampak negatif khususnya pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Volatilitas di sistem keuangan akan berdampak negatif pada kinerja perekonomian.
Selain itu, Agus juga menyoroti risiko yang dihadapi perekonomian global dalam jangka panjang. Risiko tersebut antara lain produktivitas yang relatif lebih rendah, baik di negara maju maupun negara berkembang. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More