“Jelas, kita harus tetap waspada terhadap risiko ekonomi global, khususnya terkait isu fundamental seperti bagaimana memperbaiki produktivitas dan menangani populasi yang menua,” ucap Agus.
Dengan kondisi ekonomi global seperti saat ini, maka penting bagi pemerintah untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang manfaatnya dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Di sisi lain para pemangku kebijakan juga ditantang untuk menyoroti permasalahan terkait kesenjangan.
Di samping itu, kata Agus, ada juga permasalahan kebijakan yang cenderung hanya berefek ke dalam (inward policies). Implementasi kebijakan seperti ini dikhawatirkan bisa berdampak kurang baik di tengah perekonomian yang kian terbuka.
“Situasi ini menjadi sulit bagi negara-negara emerging market yang mengadopsi konsep ekonomi terbuka. Pada kondisi global saat ini, bagaimana ASEAN dapat menjawab tantangan itu,” tutup Agus. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting IHSG naik 0,32 persen dalam sepekan ke level 8.660,49, serta mencatat rekor tertinggi… Read More
Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More
Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More
Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More
Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More
Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More