Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Fed (Fed Fund Rate/FFR) yang secara keseluruhan akan mencapai 250 basis poin (bps) dan menjadi 2,75% di akhir tahun 2022.
“Untuk percepatan normalisasi dari kebijakan The Fed kami perkirakan secara keseluruhan dengan kenaikan mencapai 250 basis poin 2022, sehingga Fed Fund Rate secara keseluruhan pada akhir 2022 nanti bisa mencapai 2,75% pada akhir 2022,” ujar Perry, Selasa, 24 Mei 2022
Ia juga menambahkan, FFR berpotensi meningkat 2 kali dan mencapai 3,25% di akhir tahun 2023. Pengaruh dari kenaikan tersebut juga ditandai dengan kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) dan turut mendorong kenaikan US Treasury. Adapun US Treasury untuk 10 tahun diperkirakan akan mencapai sekitar 3,45-3,5% di akhir tahun 2022.
Meskipun demikian, kenaikan US Treasury belum tentu memengaruhi secara one to one terhadap SBN. Hal ini nantinya akan dipengaruhi melalui pelelangan yang dilakukan pemerintah, serta bagaimana likuiditas dan preferensi perbankan dan investor dalam negeri untuk memberikan SBN.
Melihat perkiraan-perkiraan yang ada, BI juga harus tetap memperhatikan keadaan ekonomi global, dampak dari ketegangan politik terhadap harga-harga dunia, inflasi, serta respon dari percepatan normalisasi baik dari The Fed maupun negara lain.
“Kita lakukan assessment dari waktu ke waktu, bagaimana ketegangan politik ini berlanjut dampaknya terhadap kenaikan harga-harga dunia, inflasi dunia dan bagaimana respon dari percepatan normalisasi kebijakan, baik the fed maupun dari berbagai negara,” ucap Perry. (*) Khoirifa