Jakarta – Destry Damayanti Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia mengatakan, potensi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia sangat besar yang diprediksi pada tahun 2030 nilai ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai USD360 miliar.
“Kalau berbicara tentang fintech (financial technology) kita harus juga berbicara mengenai ekonominya yang pada akhirnya kepada ekonomi dan keuangan digital. Fintech tanpa didukung dengan ekonomi digital tidak akan berjalan,” ujar Destry dalam Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat, 11 November 2022.
Destry juga mengatakan, dengan ekonomi dan keuangan digital, tingkat inklusi keuangan di Indonesia akan bisa tercapai dengan cepat.
“Dengan adanya covid kita bersyukur bahwa positifnya adalah mempercepat proses digitalisasi di Indonesia. Covid itu adalah chief of transformation dari digitalisasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, di Bank Indonesia sendiri, perkembangan sistem pembayaran digital terjadi sangat cepat seperti digital banking, mobile banking, dan digital payment.
“Saya rasa Indonesia dengan 273 juta penduduk yang mayoritas adalah usia muda adalah usia dimana mereka sangat familiar dengan teknologi akan mempercepat inklusi keuangan digital,” pungkasnya.
Selain itu, penetrasi dari pertumbuhan keuangan digital saat ini lebih didominasi di wilayah non perkotaan. Sehingga, membuat pertumbuhan ekonomi lebih kuat dan lebih resilien karena menyentuh masyarakat dan unit usaha di tingkat bawah. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More