Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkitakan kinerja penjualan eceran secara tahunan tetap kuat pada April 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2023 sebesar 241,6, atau tumbuh positif sebesar 1,0% yoy.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyebutkan, bahwa tetap kuatnya penjualan eceran terutama didukung oleh Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat.
“Serta diikuti oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Suku Cadang dan Aksesori yang membaik,” kata Erwin dikutip Rabu, 10 Mei 2023.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 12,2% mtm, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,0% mtm
Erwin menjelaskan, peningkatan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
“Sejalan dengan periode Ramadan dan Idulfitri 1444 H, strategi potongan harga yang dilakukan ritel, serta kelancaran distribusi yang mendorong meningkatkan permintaan dalam negeri,” pungkasnya.
Kemudian, pada periode Maret 2023, IPR tercatat sebesar 215,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 4,9% yoy, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6% yoy.
Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Subkelompok Sandang.
Sementara itu, secara bulanan, penjualan eceran tumbuh positif sebesar 7,0% mtm. Peningkatan/perbaikan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Makanan, Minuman dan Tembakau serta Suku Cadang dan Aksesori seiring dengan peningkatan permintaan domestik.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Juni dan September 2023 akan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2023 masing-masing tercatat sebesar 124,5 dan 121,5, lebih rendah dari masing-masing 130,3 dan 128,1 pada periode sebelumnya.
“Penurunan harga tersebut sejalan dengan ketersediaan pasokan barang untuk memenuhi permintaan,” jelas Erwin. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra