Moneter dan Fiskal

BI Perkirakan Inflasi 2022 di Atas 4%

Jakarta – Tren inflasi global terus merangkak naik seiring dengan tingginya ketidakpastian ekonomi dan gangguan rantai pasok akibat perang Rusia Ukraina. Indonesia pun tidak lepas dari hal ini dan Bank Indonesia (BI) memprediksi di tahun 2022 tingkat inflasi akan sedikit di atas 4%.

“Secara keseluruhan, kami memang perkirakan akan sedikit di atas 4%, tetapi tidak jauh. Dengan kebijakan fiskal yang ditempuh pemerintah, dengan koordinasi penguatan TPID, dan langkah-langkah yang ditempuh BI, kami meyakini, di 2023 inflasi akan kembali sesuai sasaran, yaitu 3±1%​. Dengan kata lain, tidak lebih dari 4% dan akan kembali di bawah 4%,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa, 24 Mei 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu melaporkan tingkat inflasi Indonesia per April 2022 mencapai 0,95% secara bulanan. Peningkatan ini cukup tinggi jika dibandingkan oleh bulan-bulan sebelumnya dan dikhawatirkan akan terus naik.

Mengenai inflasi, Perry menyebutkan bahwa BI dan Pemerintah sudah berkoordinasi untuk mengendalikan tingkat inflasi di masyarakat. Pada langkah pertama, Pemerintah telah menambah anggaran subsidi untuk masyarakat agar dampak kenaikan harga tidak terlalu tinggi.

“Kami mengapresiasi kebijakan Pemerintah dengan persetujuan DPR yang menambah subsidi untuk Premium, Diesel, Listrik, dan menambah pos perlindungan sosial dan pendidikan,” katanya.

Selanjutnya, BI terus memperkuat koordinasi antara Tim Pengendali Inflasi (TPI) Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Perry mengungkapkan tim ini akan bersama sama dalam melakukan pemantauan kenaikan harga barang dan jasa yang ada di masyarakat.

Lalu ketiga, BI juga sudah melakukan burden sharing dengan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) III pada tanggal 23 Agustus 2021. Tujuannya, untuk memperkuat kerja sama dalam pembiayaan sektor kesehatan dan kemanusiaan sebagai dampak pandemi Covid-19.

“Dalam hal ini, komitmen Bank Indonesia untuk Surat Keputusan Bersama III dimana Rp224 triliun bisa digunakan untuk pendanaan pos-pos kesehatan maupun kemanusiaan,” kata Perry.

Perry memastikan bahwa tingkat inflasi saat ini masih terkendali. Ia tidak memungkiri akan adanya kenaikan inflasi hingga akhir 2022 nanti. Meskipun demikian, ia optimis kenaikan tersebut akan turun di tahun selanjutnya pada 2023 nanti. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Evan Yulian

Recent Posts

IHSG Dibuka Menguat 0,11 Persen ke Level 7.500

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

1 hour ago

IHSG Rawan Terkoreksi, Saham ANTM hingga TINS Direkomendasikan Analis

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

PP Hapus Tagih Diteken Presiden Prabowo, Jumlahnya Capai Rp8,7 Triliun

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More

4 hours ago

AXA Mandiri Meluncurkan Produk Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera

Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More

11 hours ago

Bank NTT dan Bank Jatim Resmi Jalin Kerja Sama Pembentukan KUB

Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More

12 hours ago

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

13 hours ago