Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah terlihat semakin anjlok pada hari ini pada Jumat (24/8), tercatat menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah berada di Rp 14.655 per dollar Amerika Serikat (AS) atau tercatat melemah 0,24% dari posisi hari kemarin pada Rp 14.620 per dollar.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, fluktuatif nilai tukar tersebut cukup merata di seluruh dunia. Walau begitu, pihaknya mengaku fluktuasi nilai tukar rupiah masih lebih baik dari negara lain.
“Kalau kita lihat masaah stabilisasi nilai tukar jangan liat rupiahnya sendiri. Bandingkan dengan negara lain juga. Gonjang ganjingnya (kurs) kan seluruh dunia kena. Betul kan,” kata Perry di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.
Baca juga: Risiko Perang Suku Bunga Antar Bank Sentral Berpotensi Melebar
Perry menyebut, secara year to date (ytd) Rupiah terdepresiasi 7,04% atau lebih rendah dari India, Brazil, Afrika Selatan, dan Rusia. Dirinya juga menyebut pihaknya akan terus melakukan kebijakan strategis guna menstabilkan nilai tukar rupiah tersebut salah satunya dengan kenaikan suku bunga yang telah dilakukan pada pertengahan bulan Agustus.
Sementara itu, Perry menyebut aliran modal asing telah kembali masuk ke pasar keuangan domestik pada semua jenis aset. Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.
“Kami memastikan intervensi itu terus dilakukan untuk menjaga stabilitas,” tukas Perry.(*)