Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan Utang Luar Negeri (ULN) masih dalam kondisi aman terkendali meskipun masih tumbuh melambat hingga Febuari 2020.
BI memang mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Februari 2020 meningkat 5,4% (yoy) menjadi US$407,5 miliar atau sekitar Rp6.316 triliun.
“Kalau kiat lihat lebih lanjut, ULN indonesia masih aman terkendali dan produktif. Kalau kita liat terkendali itu termasuk ULN pemerintah dan kalau bicara pemerintah berkaitan dengan defisit fiskal,” kata Perry di Jakarta, Rabu 22 April 2020.
Lebih lanjut Perry mengatakan, angka tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$203,3 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$204,2 miliar. Menurutnya pertumbuhan ULN sektor Swasta masih relatif sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
“ULN swasta itu juga ada aturan mewajibkan mereka menerapkan manajeman risiko secara pruden yaitu hedging dan kewajiban minimum rating,” tambah Perry.
Sebelumnya BI juga mencatat struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,2% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (*)
Editor: Rezkiana Np