Kendati demikian, kata dia, pasca penurunan suku bunga acuan BI sebesar 1,5% di sepanjang 2016, respon perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit masih terus berlanjut. Hal ini tentunya akan membantu proses recovery di sektor keuangan, perbankan, dan korporasi.
“BI sudah menurunkan 150 bps, sampai sekarang dengan adanya penyesuain baik deposito maupun kredit ini membantu recovery di sektor keuangan korporasi. Suku bunga kedepan masih akan melakukan penyesuaian,” ucapnya.
(Baca juga : BI Revisi Pertumbuhan Kredit 2016 Jadi 7,9%)
Untuk itu, lanjut dia, bank sentral akan menjamin ketersediaan likuiditas yang memadai. Dengan begitu perbankan tidak akan merasa likuiditas mengetat sehingga kemampuan bank dalam menyalurkan kredit bisa terjamin.
“Operasi moneter seperti deposit facility dan sebagainya saat ini juga di atas Rp300 triliun. Jadi dibanding 2016 sangat memadai sehingga tidak ada alasan penurunan suku bunga deposito tertahan,” paparnya. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More