Nusa Dua – Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya digitalisasi sistem pembayaran disebuah negara. Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022 yang digelar di Nusa Dua, Bali, 9 Desember 2021.
Perry mengatakan, kerja sama internasional digitalisasi sistem pembayaran penting dilakukan agar memperlancar, mempercepat proses serta berbiaya murah. “Berkaitan langkah bersama sambungkan sistem pembayaran digital antar negara. Inilah yang kita lakukan juga. Juga mendukung mendorong inklusi keuangan UMKM dan ekonomi kerakyatan,” ujar Perry.
Di depan para delegasi Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD), Perry memaparkan, bahwa Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital juga perlu diterbitkan bank sentral sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Arahnya kita berbagi pelajaran penting dan prinsip utama mengembangkan CBDC. Bagaimana konsepnya, interkoneksi dan teknologi,” ungkapnya.
BI menilai penting untuk mengangkat CBDC dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Namun, terdapat sejumlah risiko dari penerbitan CBDC, salah satunya pada efektivitas kebijakan baik di sisi moneter maupun keuangan. Hal ini dikarenakan penerbitan CBDC akan mengakibatkan aliran uang yang beredar di masyarakat akan menjadi sangat cepat.
Di samping itu, CBDC juga diperkirakan akan berpengaruh pada permintaan dan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya berpengaruh pada inflasi dan stabilitas sektor keuangan. (*)