Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 hingga 5,4 persen. Perkiraan ini lebih optimistis dibandingkan proyeksi sebelumnya yang menempatkan pertumbuhan ekonomi domestik dalam kisaran tersebut.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025 lebih baik dari prakiraan. Ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen yoy.
“Kenaikan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh investasi sejalan dengan penanaman modal yang tumbuh positif dan konsumsi rumah tangga seiring lebih tingginya mobilitas masyarakat,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara daring di Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.
Baca juga: Gegara Ini, Bos BI Ramal Ekonomi Dunia 2025 Cuma Tumbuh di Bawah 3 Persen
Selain investasi dan konsumsi, ekspor barang dan jasa juga meningkat. Kinerja ini dipengaruhi oleh front-loading ekspor ke Amerika Serikat (AS) sebagai antisipasi pengenaan tarif, serta meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara.
Secara sektoral, seluruh Lapangan Usaha (LU) juga membaik, termasuk LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, serta LU Informasi dan Komunikasi.
Sementara itu, secara spasial, pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah meningkat, dengan wilayah Jawa mencatat pertumbuhan tertinggi.
Semester II Diproyeksi Semakin Positif
Menurut Perry, pada semester II 2025, pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik didorong oleh tetap positifnya kinerja ekspor dan meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan ekspansi belanja pemerintah.
“Dengan realisasi triwulan II 2025 tersebut, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diprakirakan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 hingga 5,4 persen,” tambahnya.
Baca juga: BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5 Persen di Agustus 2025
Dukungan Kebijakan Pemerintah dan BI
Perry menyatakan, sinergi dan koordinasi kebijakan pemerintah dan BI terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional.
Dalam kaitan ini, belanja pemerintah termasuk melalui implementasi program prioritas pemerintah, dapat memberikan dukungan terhadap peningkatan kegiatan ekonomi domestik.
“Dari sisi Bank Indonesia, bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran terus dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan rendahnya inflasi dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah,” ungkapnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










