Bandung – Bank Indonesia (BI) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dari 5,1-5,5% menjadi 5,0-5,4%. Pihaknya optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan menyentuh batas atas atau 5,4% dari proyeksi yang telah ditetapkan Bank Sentral.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Wira Kusuma mengatakan, keputusan BI untuk memangkas target pertumbuhan ekonomi ini juga sejalan dengan adanya tekanan dari global khususnya terkait penyebaran virus corona yang terjadi di beberapa negara.
“Kemungkinan itu selalu ada. Kita harus optimis. Kita optimis 5,4%, ada beberapa hal sisi bank sentral dan pemerintah,” ujar Wira di Bandung, Sabtu, 29 Februari 2020.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi diangka 5,4% itu, diperlukan koordinasi yang kuat dengan pemerintah. BI meyakini, perekonomian nasional akan mulai menunjukkan perbaikan pada semester II 2020, sehingga akhir tahun bisa menyentuh 5,4%.
“Kami sudah sampaikan bahwa koreksi perekonomian yang dilakukan BI menjadi 5,0-5,4%. Selalu ada revisi perekonomian karena most of covid 19, tapi most likely scenario kita lihat kuartal I akan (tertekan) ekonomi kuartal II, III dan IV akan membaik,” ucapnya.
Adapun beberapa langkah yang telah dilakukan BI untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi ditengah penyebaran virus corona yakni dari sisi moneter. Pertama, menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) yang diharapkan akan berdampak signifikan pada perekonomian.
Kemudian dari sisi fiskal, pemerintah telah memberikan stimulus berupa insentif di beberapa sektor sebagai mitigasi dari dampak Covid 19.
“Infrastruktur berkaitan dengan konstruksi sudah dibilang berhasil, jalan tol dan sebagainya tapi butuh waktu ciptakan multiplier effect dan diharpakan tahun ini dampak akan lebih signfiikan. Dengan beberapa langkah respon pemerintah, bank sentral, fiskal dan KL dan dengan koordinasi yang baik 5,4% bisa tercapai,” tutupnya. (*)