Bandung–Bank Indonesia (BI) menilai pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini cukup stabil. Padahal, kondisi ketidakpastian di global masih cukup tinggi.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Yoga Affandi di Bandung, Sabtu, 18 Februari 2017 mengatakan, dibandingkan negara lain pergerakan rupiah lebih baik. Kondisi ini, membuat ekonomi Indonesia cukup stabil. “Kestabilan nilai tukar yang perfomance-nya terbaik itu rupiah. Ini yang menciptakan kestabilan ekonomi,” ujarnya.
BI mencatat, nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dengan kecenderungan menguat di tengah peningkatan ketidakpastian terkait arah kebijakan AS. Pada triwulan IV-2016, secara point to point rupiah melemah sebesar 3,13 persen menjadi Rp13.473 per dolar AS.
Tekanan terhadap rupiah antara lain berasal dari meningkatnya ketidakpastian global terkait Pilpres AS, kenaikan FFR dan meningkatnya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri pada akhir tahun. Namun, rupiah kembali menguat sebesar 0,9 persen menjadi Rp13.352 pada Januari 2017.
Penguatan ini seiring dengan aliran modal asing yang kembali masuk ditopang oleh persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik. Ke depan, BI terus mewaspadai perkembangan risiko ketidakpastian keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai fundamental dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. (*)
Editor: Paulus Yoga