Jakarta– Bank Indonesia (BI) menyebut, pasar telah merespon kebijakan bank sentral dengan mengembalikan dananya ke dalam negeri. Hal tersebut juga membuat aliran modal asing sudah terlihat mengalir ke Indonesia melalui Surat Berharga Negara (SBN).
“Sejumlah investor global sudah mulai melihat, tidak bisa terus-terusan menaruh aset atau cash di AS, ini juga sudah kelihatan bahwa beberap minggu terakhir aliran modal masing dari global ke emerging markets berlangsung, termasuk ke Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kompleks BI Jakarta, Kamis 27 September 2018.
Perry juga menyebut, investor saat ini juga melakukan diferensiasi terhadap negara emerging markets yang melakukan kebijakan secara antisipatif sebagaimana yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah dimana pihaknya telah menerapkan kebijakan moneter yang pre-emptive, kebijakan fiskal yang hati-hati.
“Dengan langkah-langkah ini diharapkan confiden investor global akan semakin kuat dan juga mendukung aliran modal asing masuk ke Indonesia dan karenanya akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” tambah Perry.
Sebagai informasi, transaksi berjalan yang pada triwulan kedua masih mengalami defisit sebesar 8,02 miliar dolar AS atau 3,04 persen Produk Domestik Bruto meningkat dari triwulan sebelumnya yang defisit 2,21 persen PDB atau setara 5,71 miliar dolar AS. Oleh karena itu pemerintah melakukan berbagai cara untuk menekannya salah satu upaya ialah penerapan mandatori B20, pembatasan impor melalui dengan menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 komoditas barang konsumsi.(*)