Jakarta – Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada bulan Oktober 2018 menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,20% month to month (mtm). Angkat tersebut terlihat berbeda tipis dibandingkan dengan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang di angka 0,28%.
Gubernur BI Perry Warjio menyebut, inflasi tersebut lebih diakibatkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) pada beberapa waktu lalu.
“Inflasai udah lihat BPS 0,28%, dibandingkan SPH 0,20% selsihnya 0,08% antara lain karena memang bensin tinggi,” kata Perry di Jakarta, Jumat 2 November 2018.
Walau begitu dirinya menyebut angka inflasi hingga saat ini masih sangat terkendali dan stabil. Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa hasil survei Bank Indonesia juga memproyeksian inflasi pada Oktober secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,05 persen. Dengan demikian, tambah dia, laju inflasi hingga akhir tahun akan berada pada kisaran BI yakni 3,5 persen plus minus 1 persen.
“Inflasi rendah, terkendali, stabil masih mengkonfirmasi perkiaan akhir tahun inflasi ga di bawah 3,5%,” kata Perry.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada Oktober 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan. Laju inflasi berdasarkan tahun kalender menurut BPS adalah sebesar 2,22 persen dan inflasi secara tahunan sebesar 3,16 persen. (*)