Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kegiatan dunia usaha pada triwulan III 2024 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan III 2024 sebesar 14,40 persen, lebih rendah dari SBT 17,20 persen pada triwulan II 2024.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan peningkatan SBT tertinggi antara lain pada lapangan usaha (LU) pertambangan dan penggalian dengan SBT 0,97 persen
“Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha dan didukung kapasitas penyimpanan, LU Konstruksi SBT 1,34 persen sejalan dengan berlanjutnya aktivitas proyek bangunan, serta LU Informasi dan Komunikasi SBT 1,28 persen sejalan dengan permintaan yang terjaga,” ujar Denny dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca juga: BI Berhasil Serap Modal Asing Melalui SRBI Capai Rp934,87 Triliun
Sementara itu, kinerja LU yang tetap kuat adalah LU industri pengolahan dengan SBT 1,38 persen, LU perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan motor SBT 1,30 persen.
Disusul oleh LU penyediaan akomodasi dan makan minum SBT 0,46 persen oleh masih terjaganya permintaan domestik terutama saat high season libur sekolah dan meningkatnya kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).
Lebih lanjut, kata Denny, kapasitas produksi terpakai pada triwulan III 2024 terindikasi tetap terjaga sebesar 73,13 persen, meski sedikit lebih rendah dibandingkan 73,70 persen pada triwulan II 2024.
Adapun LU yang mengalami peningkatan kapasitas produksi terpakai adalah LU Pertambangan dan Penggalian 67,71 persen dan LU Pengadaan Listrik 82,01 persen sejalan dengan peningkatan kegiatan usahanya.
“Di sisi lain, perlambatan kapasitas produksi terjadi pada LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 71,13 persen, LU Industri Pengolahan 70,65 persen, dan LU Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 74,15 persen,” jelasnya.
Sementara itu, mayoritas responden menyatakan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi baik pada triwulan III 2024. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas yang tercatat sebesar 20,42 persen, meski lebih rendah dibandingkan SB 21,99 persen pada triwulan II 2024.
Baca juga: Mulai Januari 2025, BI Perluas Sektor Usaha Penerima Insentif KLM
Hal tersebut disebabkan persentase responden yang menjawab kondisi likuiditas pada triwulan III 2024 ‘lebih baik’ sebesar 26,06 persen sedikit menurun dibandingkan SB 26,92 persen pada triwulan sebelumnya.
“Sementara responden yang menjawab kondisi likuiditas ‘lebih buruk’ sebesar 5,64 persen, meningkat dibandingkan 4,93 persen pada triwulan II 2024,” paparnya. (*)
Editor: Galih Pratama