Jakarta– Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menjabarkan tiga faktor penting yang akan mempengaruhi kebijakan penyesuaian suku bunga acuan BI pada tahun ini. Ketiga faktor tersebut disebut selalu menjadi tolak ukur dalam Rapat Dewan Gubernur setiap bulannya.
Ketiga faktor tersebut ialah stabilitas inflasi, transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) dan
kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed).
“Kami sebutkan tiga hal yang paling sering dibicarakan oleh BI dan itu banyak berpengaruh terhadap kebijakan moneter,” kata Mirza di Jakarta Rabu 27 Maret 2019.
Menurutnya kebijakan The Fed akan berpengaruh terhadap aliran modal masuk maupun keluar di Indonesia. Sedangkan inflasi merupakan cerminan stabilitas harga dalam negeri.
Sedangkan untuk CAD menurutnya masih menjadi tugas rumah ekonomi Indonesia yang harus terus ditekan dan dijaga hingga tahun mendatang.
“Dari tiga faktor itu tinggal satu faktor yang kita harus pantau dan itu penting untuk kebijakan moneter kedepannya yaitu CAD,” kata Mirza.
Sebagai informasi saja, untuk suku bunga acuan BI sendiri, hingga sepanjang 2018 saja BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps pada bulan Mei Juni, Agustus dan terakhir pada November sehingga kini berada di level 6,00%. Sedangkan pada tahun 2019, suku bunga masih ditahan dan dijaga pada 6%. (*)