Yogyakarta – Industri padat karya berorientasi ekspor diyakini sebagai industri yang akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut juga sejalan dengan posisi Indonesia dalam kelompok negara berpenghasilan menengah Middle Income Countries (MIC), dimana industri tersebut dapat menjadi salah satu tumpuan yang dapat mendorong perekonomian Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara dalam sambutannya dalam seminar dengan tema Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor pada hari ini (7/5) di Kantor Perwakilan BI Yogyakarta.
“Untuk mendorong pasokan valuta asing dan menjaga stabilitas rupiah, peran aktivitas riil dalam perekonomian menjadi penting. Oleh karena itu, pengembangan dan pembiayaan industri padat karya berorientasi ekspor sangatlah penting sebagai langkah memperkuat ekonomi Indonesia,” kata Mirza di Jogyakarta, Senin 7 Mei 2018.
Baca juga: BI Dorong Pengembangan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor
Dirinya menjelaskan, industri padat karya berkontribusi besar pada aspek sosial ekonomi, yaitu pertama, memiliki forward linkage dan backward linkage yang besar. Kedua, sebagai alat pemerataan ekonomi daerah. Ketiga, sebagai jaring pengaman sosial karena sifatnya yang padat karya. Keempat, menghasilkan devisa ekspor. Dan yang terakhir ialah, menjadi motor penggerak sektor ekonomi.
Selain itu, pada sisi Bank Indonesia sendiri untuk mendorong pengembangan industri, Bank Indonesia juga memiliki 6 (enam) peran strategis, yakni berperan aktif dalam satgas percepatan reformasi struktural (POKJA III), koordinasi pusat dan daerah terkait isu strategis antara lain pengembangan industri pengolahan, mitigasi risiko dan kerentanan nasional, memelihara stabilitas makroekonomi, menstabilkan nilai tukar, dan menjangkar ekspektasi inflasi.(*)