Jakarta – Bank Indonesia (BI) memberi sinyal adanya peluang menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Namun sebelum melakukan itu, BI akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Hal itu diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Starting Year Forum 2024 “Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024” yang digelar Infobank di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Menurutnya, peluang untuk penurunan suku bunga terbuka. Di semester II-2024, BI memprediksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan melakukan penurunan suku bunga. Nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah pun diproyeksi melemah.
Baca juga: Suku Bunga BI Diproyeksi Sudah Dipuncak, Saatnya Berinvestasi di ORI025
Di dalam negeri, meski masih dibayangi ketidakpastian, kondisi fundamental ekonomi terjaga. Inflasi terjaga dan neraca perdagangan surplus.
Kebijakan moneter BI tetap diarahkan prostability. Pada Januari 2024, BI tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen.
“Kami pastikan dulu nilai tukar rupiah stabil dan menguat. Secara fundamental harusnya rupiah bisa menguat. Kenapa sekarang melemah? Ya karena berita,” ujar Perry.
Baca juga: BI Optimistis Rupiah Bakal Menguat di Semester II 2024
Perry menyebut sepanjang 2023 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menguat 1,1 persen. Tapi saat ini memang trennya sedikit melemah. Namun trennya diperkirakan akan stabil dan menguat.
“Tapi rupiah akan menguat, meski masih ada risiko uncertainty. Rupiah harus kami stabilkan dulu. Kami kuatkan dulu. Baru kemudian akan turunkan BI Rate,” tegasnya. (*) Ari Astriawan