Surabaya – Bank Indonesia (BI) mengajak seluruh pesantren di Indonesia untuk mulai mengajarkan ilmu kewirausahaan kepada para santrinya. Ilmu ini dinilai sangat bermanfaat bagi kemandirian ekonomi pesantren itu sendiri dan juga nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rangkaian Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018, di Surabaya, Selasa, 11 Desember 2018 menilai, sudah saatnya pesantren di Indonesia memiliki usaha untuk kemandirian ekonominya. Unit usaha ini yang nantinya juga sebagai penopang perekonomian.
“Kalau bicara kemandirian itu berarti soal daya juang. Para santri ini jelas daya juangnya tidak perlu ditanyakan dan kemampuan bersaingnya sudah teruji. Tinggal masalah kemana kewirausahaannya. Itu yang saya kira perlu terus diajarkan dan ditingkatkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Perry juga mengungkapkan, bahwa saat ini setidaknya ada sekitar 30 ribu pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah santri sekitar 5 juta. Basis sumber daya manusia yang cukup banyak ini menjadi modal utama. Untuk itu, bagaimana kuatnya ekonomi pesantren ini jika dikembangkan.
Bahkan, Perry mengklaim, ekonomi pesantren ini bisa menjadi pendobrak baru dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan. “Karena pesantren itu dengan sendirinya membuat jaringan silaturahmi, baik antar pesantren, sanyrinya, hingga alumninya. Ini modal ekonomi yang sudah jadi,” paparnya.
Banyak potensi yang bisa dijadikan pesantren sebagai basis pengembangan ekonomi mandiri, mulai dari agrobisnis hingga industri hilirisasi. “Kalau sudah ada pesantren yang punya kemampuan ini, unit usahanya sudah maju, ini bisa ditularkan ke pesantren lain. Jadi ngaji fikih, ngaji sugih,” tutup Perry. (*)