Moneter dan Fiskal

BI Diproyeksi Turunkan Suku Bunga ke 5,5 Persen, Ini Alasannya

Jakarta – Mayoritas ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Rabu, 21 Mei 2025, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen.

“Kami memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-rate) sebesar 25 bps pada Rapat Dewan Gubernur BI Mei 2025 menjadi 5,50 persen,” kata Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, Rabu.

Baca juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.117

Josua menjelaskan bahwa perkiraan tersebut didukung oleh inflasi yang tetap terkendali per April 2025, yakni sebesar 1,95 persen year-on-year (YoY), yang masih berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5-3,5 persen.

Kondisi Global dan Domestik Beri Ruang Pelonggaran

Menurut Josua, kondisi tersebut memberikan ruang yang cukup bagi kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat pada kuartal I 2025 menjadi 4,87 persen YoY juga menjadi alasan perlunya pelonggaran kebijakan untuk mendukung permintaan agregat.

Dari sisi eksternal, sentimen global menunjukkan tren positif. Hal ini didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan, terutama setelah pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan China menghasilkan kesepakatan pencabutan tarif balasan secara mutual.

Baca juga: Negosiasi Tarif Inggris-China Rampung, Airlangga Berharap RI Raup Untung

Lebih lanjut, data inflasi AS, baik dari sisi penawaran maupun permintaan, menunjukkan tren penurunan. Ini memperkuat kemungkinan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga kebijakan (Fed Fund Rate/FFR). Dampaknya tecermin pada aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, yang turut memperkuat nilai tukar rupiah sebesar 0,98 persen month-to-date (MtD) per 16 Mei 2025, sehingga nilai tukar berada di bawah Rp16.500 per dolar AS.

Josua juga mengungkapkan, jika ketidakpastian global terus mereda dan kondisi eksternal membaik lebih lanjut maka diperkirakan ada pergeseran strategis dalam sikap kebijakan BI, dari orientasi pro-stabilitas saat ini menuju kerangka kerja yang lebih pro-pertumbuhan.

“Akibatnya, kami melihat ruang untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps lagi pada sisa tahun 2025, yang berpotensi menurunkan suku bunga BI menjadi 5,25 persen,” tandasnya.

Simak Liputan Khusus Tim Infobanknews dalam artikel berjudul "Siap Kalah di Negosiasi Tarif Trump?". (Ilustrasi: M. Zulfikar)


Penguatan Rupiah dan Tekanan Resesi Jadi Pertimbangan Tambahan

Sementara itu, Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, juga memperkirakan bahwa BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps. Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor utama, meskipun masih ada kekhawatiran terhadap risiko resesi teknikal di dalam negeri.

Baca juga: Ekonomi AS Terancam, Rupiah Berpotensi Menguat Hari Ini

“Kami memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas kebijakannya sebesar 25 bps di tengah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga berada di bawah Rp16.550 dengan kondisi lain berupa kekhawatiran resesi teknikal ekonomi triwulanan dalam negeri, dan inflasi yang masih terkendali dengan baik pada posisi terakhir di 1,95 persen yoy pada April 2025,” pungkas Myrdal.

Dorongan Pemotongan Suku Bunga untuk Dukung Pertumbuhan

Selain itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro juga memproyeksikan BI-Rate akan dipangkas 25 bps. Menurutnya, kebijakan ini diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, apalagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah relatif stabil.

“Kita memang melihat akan adanya ruang kemudian BI rate dipangkas. Sekali lagi, dari angka 5,75 persen ke angka 5,5 persen. Market sendiri konsensusnya ada di 5,25 persen. Jadi kita melihat, mungkin paling cepat ya, kalau memang rupiahnya relatif stabil, ada ruang kemudian pemangkasan suku bunga acuan 25 basis di RDG di bulan ini. Jadi 25 basis dari 5,75 persen ke 5,5 persen,” kata Andry. (*)

Editor: Yulian Saputra

Halaman12

Page: 1 2

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

7 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

11 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

12 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

14 hours ago