Jakarta – Pembayaran digital mendapat perhatian cukup besar di Indonesia dan digunakan secara rutin oleh lebih dari separuh (55%) konsumen dalam negeri.
Pertumbuhan yang pesat selama setahun terakhir menunjukkan pergeseran yang besar menuju pembayaran digital yang dipicu pandemi di Indonesia. Pemerintah mengharapkan pengadopsian pembayaran real-time yang lebih besar lagi, serta terus mendorong berbagai ambisi dalam perekonomian digital.
Hal ini juga yang menjadi latar belakang Bank Indonesia meluncurkan infrastruktur pembayaran real-time pertama di Indonesia, BI-FAST, yang menjadi langkah pemerintah untuk mengadopsi pembayaran real-time dalam mendorong perekonomian digital. Selain itu, peluncuran BI-FAST ini didukung oleh ACI Worldwide sebagai penyedia global terkemuka solusi pembayaran real-time dan solusi pembayaran digital.
“ACI bangga dapat membantu mendorong BI-FAST dan transformasi pembayaran yang signifikan di Indonesia,” ujar Leslie Choo, Managing Director – APAC, ACI Worldwide, Senin, 31 Januari, 2021.
Choo menambahkan, ACI dan Bank Indonesia bersama-sama telah menciptakan salah satu sistem pembayaran real-time yang paling aman dan yang paling future-proof di dunia, yang akan membantu mengakselerasi perekonomian digital Indonesia dan memperkenalkan sektor keuangan formal kepada jutaan masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked).
BI-FAST merupakan bagian penting dari inisiatif modernisasi digital di Indonesia dan merupakan inti dari Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia, SPI 2025. SPI 2025 bertujuan untuk mengubah infrastruktur pembayaran di Indonesia, mengintegrasikan sektor ekonomi dan keuangan digital, serta memenuhi tuntutan publik akan sistem pembayaran yang cepat, mudah, aman, terjangkau, dan dapat diandalkan.
Bank Indonesia dan ACI mampu mengimplementasikan BI-FAST dalam waktu kurang dari sembilan bulan saja, menjadikannya salah satu implementasi dalam skala nasional tercepat yang tercatat dalam sejarah. Saat rampung, inisiatif besar ini akan meliputi 135 bank, merchant, serta penyedia layanan pembayaran, sehingga menjadi salah satu inisiatif pembayaran real-time terbesar dunia.
Fase pertama inisiatif nasional ini sudah berjalan dengan melibatkan lebih dari 20 bank di Indonesia, di mana perusahaan yang berpartisipasi dapat mengakses serangkaian layanan utama berupa; Credit transfer real time 24/7 dengan penyelesaian transaksi secara real-time di level bank dan nasabah; Pengidentifikasi unik (proxy address) untuk menyederhanakan, mengamankan, dan memfasilitasi pembayaran; dan pendeteksian upaya-upaya penipuan (fraud) secara terintegrasi.
Teknologi Low Value Real-Time Payments dari ACI telah mendorong central infrastructure hub di Bank Indonesia menghubungkan lebih dari 100 penyedia skema pembayaran. ACI juga menyediakan akses langsung ke infrastruktur inti real-time, menjadikannya pondasi layanan-layanan masa depan seperti Request to Pay (R2P), eMandates, direct debit, dan pembayaran lintas batas (cross-border payments).
Rekam jejak kesuksesan ACI dalam mengimplementasikan infrastruktur sentral yang sangat penting di seluruh ASEAN serta pengalaman selama 30 tahun di Indonesia, membuat ACI secara unik memiliki kepakaran atau keahlian yang dibutuhkan untuk menghadirkan BI-FAST secara cepat.
“Mewujudkan infrastruktur sentral berskala nasional dari nol dengan ukuran dan kerumitan semacam ini, sembari mendukung lebih dari 20 bank untuk go live kurang dari sembilan bulan, bukanlah hal yang mudah. Ini adalah bukti dedikasi dan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk Indonesia dan masa depan digitalnya,” pungkas Choo. (*) Ayu Utami