BI Catat Uang Beredar Capai Rp7.672 Triliun di Februari 2022

BI Catat Uang Beredar Capai Rp7.672 Triliun di Februari 2022

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan Uang Beredar dalam arti luas atau M2 mencapai sebesar Rp7.672,4 triliun atau meningkat 12,5% (yoy) dibandingkan dengan Januari 2022 yang sebesar 12,8% (yoy), jumlah ini tercatat sedikit melambat.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengungkapkan perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 18,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,9% (yoy).

“Perlambatan M2 terutama disebabkan oleh melambatnya uang kuasi. Uang kuasi, dengan pangsa 44,0% dari M2, tercatat sebesar Rp3.374,5 triliun pada Februari 2022, atau tumbuh 5,9% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya (7,8%, yoy),” jelas Erwin pada keterangannya, Kamis, 24 Maret 2022.

Adapun perlambatan uang kuasi terjadi pada seluruh komponen, baik simpanan berjangka, tabungan lainnya maupun giro valas. Di sisi lain, komponen M1 dan surat berharga selain saham tumbuh meningkat sehingga menahan perlambatan M2 lebih dalam. M1 dengan pangsa 55,7% terhadap M2, tumbuh 18,3% (yoy) pada bulan laporan, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (17,1% yoy).

Peningkatan terjadi pada uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Peredaran uang kartal pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp796,1 triliun, atau tumbuh 14,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (7,4%, yoy). Peningkatan kartal sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kartal masyarakat pada momentum long weekend di akhir bulan Februari 2022.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,6% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.078,6 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh 13,7% (yoy), meningkat dibandingkan Januari 2022 (12,5%, yoy).

Tingginya pertumbuhan M1 sedikit tertahan oleh giro rupiah yang tumbuh 28,8% (yoy) pada Februari 2022, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (31,9%, yoy). Sejalan dengan perlambatan giro rupiah, dana float (saldo) uang elektronik juga tercatat melambat. Dana float uang elektronik tercatat sebesar Rp10,5 triliun, tumbuh 36,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 39,0% (yoy). Pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,2%.

Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 17,5% (yoy), sehubungan dengan perkembangan kewajiban
akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito dan obligasi dengan jatuh tempo dibawah 1 tahun.

Jika dilihat berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Februari 2022 sejalan dengan berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit ditengah perlambatan ekspansi keuangan Pemerintah Pusat dan aktiva luar negeri bersih.

Pada Februari 2022, Penyaluran kredit tumbuh 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,4% (yoy) sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.

Di sisi lain, ekspansi keuangan pemerintah tercatat melambat seiring dengan perlambatan pertumbuhan tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat, dari 48,1% (yoy) pada bulan Januari 2022 menjadi 42,7% (yoy) pada bulan laporan.

Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada Pempus berupa kepemilikan surat berharga negara. Demikian pula aktiva luar negeri bersih pada Februari 2022 tumbuh sebesar 1,4% (yoy), melambat dibandingkan Januari 2022 (1,8%, yoy), sejalan dengan perkembangan cadangan devisa dan penguatan Rupiah terhadap valuta asing. (*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News