Jakarta – Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) hingga pekan keempat Juli 2018 menunjukkan inflasi sebesar 0,25 persen (month to month/mtm), atau jauh lebih rendah dari rata-rata history di bulan Juli selama tiga tahun terakhir.
“SPH inflasi BI Minggu keempat tercatat 0,25 persen dan jauh dibawah dari titik teringgi pada tiga tahun terakhir,” kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Kompleks BI Jakarta, Jumat 27 Juli 2018.
Mirza menyebut, laju inflasi dibulan Juli tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi inflasi dibulan Juni yang tercatat sebesar 0,59 persen. Mirza menambahkan, angka inflasi Juli 2018 secara tahunan masih sebesar 3,16 persen (year-on-year/yoy).
Baca juga: Jaga Stabilitas Inflasi, Pemerintah Tambah 10 Tim TIPD Daerah
“Kalau angkanya 0,25 inflasi. Maka itu year to date (ytd) menjadi 2,15 persen dan tahunan 3,16 persen (yoy). Dan itu masih angka comfortable bagi BI,” tambah Mirza.
Dirinya menyebut, adanya gejolak harga pada beberapa komoditas membuat angka inflasi menjadi 0,25% yakni telur ayam, daging ayam ras dan cabe rawit.
“Bila digali lebih dalam SPH 0,25 persen itu yang naik misalnya 3 item yaitu telur ayam 14% (mtm), daging ayam ras 6,9% (mtm) dan cabe rawit 19% (mtm),” tambah Mirza.
Dirinya menilai, laju inflasi secara tahunan di Juli tersebut masih sejalan dengan target BI di tahun ini yang dipatok kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen. Inflasi yang terjaga tersebut dinilai masih menunjukan bahwa harga-harga cukup terkendali, sehingga kondisi laju inflasi dibulan Juli ini masih rendah. (*)