Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga awal Mei 2017 aliran modal asing yang masuk ke pasar finansial dalam negeri telah mencapai Rp106 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama 2016 yang sebesar Rp75 triliun.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo, di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2017 mengatakan, derasnya aliran modal asing tersebut akan menjadi salah satu faktor pendorong kembali terjadinya surplus pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I/2017.
“Balance of Payment (Neraca Pembayaran Indonesia/NPI) menunjukkan kondisi yang positif walaupun tidak setinggi 2016,” ujar Agus.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, bahwa meningkatnya jumlah modal asing yang masuk ke Indonesia tersebut, telah mencerminkan semakin percayanya investor asing terhadap perbaikan kondisi perekonomian nasional.
“Kami melihat dana masuk ke Indonesia untuk membeli Surat Berharga Negara atau masuk di pasar modal dan lainnya, sampai dengan minggu kemarin itu. Dari 1 januari sampai minggu kemarin angkanya besar,” ucapnya.
Kendati aliran pendanaan dari eksternal cukup baik, namun kata dia, dinamika ekonomi global tetap perlu diwaspadai. Dua hal sumber dinamika ekonomi global saat ini yang perlu diwaspadai adalah rencana kenaikan bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve pada Juni 2017 mendatang dan kebijakan ekonomi dan politik Presiden AS Donald Trump.
Selain itu, rencana penurunan neraca atau Balance Sheet Bank Sentral AS The Federal Reserve juga perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan pengetatan pasokan likuiditas. “The Fed sudah menyampaikan akan menurunkan Balance Sheet sebesar US$4,5 triliun. Tapi itu akan diturunkan secara bertahap dan dapat diprediksi,” tutupnya. (*)