Jakarta–Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga kuartal I 2017 sebanyak 2.660 perusahaan baik BUMN maupun non-BUMN sudah melakukan lindung nilai (hedging). Di mana, transaksi lindung nilai akan meningkatkan pengelolaan risiko valuta asing sehingga mendukung peningkatan resiliensi sistem keuangan Indonesia.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Senin, 21 Agustus 2017 menyebutkan, bahwa sekitar 88 persen dari 2.660 perusahaan tersebut melakukan lindung nilai terhadap nilai tukar untuk tenor tiga bulan. Sedangkan sisanya melakukan lindung nilai untuk tenor enam bulan.
“Kita menerima data terakhir itu di kuartal I-2017 ada 2.660 perusahaan yang melapor ke kita. Dari 2.660 perusahaan yang sudah melakukan lindung nilai terhadap nilai tukar untuk kewajiban yang jatuh tempo tiga bulan yang akan datang kurang lebih 88 persen,” ujarnya.
Menurutnya, BI terus mendorong perusahaan baik BUMN maupun non-BUMN untuk melakukan lindung nilai. Terlebih, saat ini Indonesia tengah menggenjot pembangunan infrastruktur. Di mana, pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut salah satunya berasal dari utang luar negeri. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More