Tangerang Selatan — PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) berhasil menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp10,25 triliun pada triwulan III-2017, tumbuh 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp7,7 triliun.
Piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (managed receivables) naik 18,5 persen menjadi Rp15 triliun pada akhir September 2017, dibandingkan dengan Rp12,64 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara piutang bersih meningkat lebih tinggi sebesar 33 persen yang disebabkan oleh penurunan transaksi pembiayaan bersama bank yang dibukukan secara off balance-sheet. Peningkatan ini masih ditunjang oleh kinerja pembiayaan produk kendaraan roda empat bekas dan roda dua bekas sebagai kontributor utama dari pembiayaan baru kami yakni sebesar 84 persen.
“Perusahaan mengintensifkan implementasi atas strategi yang dijalankan secara konsisten selama ini yaitu melakukan perluasan jaringan operasional khususnya di wilayah Pulau Jawa, fokus pada produk yang memberikan margin yang bagus, program pemasaran yang efektif serta kolaborasi berkelanjutan dengan mitra bisnis Perusahaan,” ungkap Direktur Bisnis BFI Finance, Sutadi dalam keterangannya, Kamis, 2 November 2017.
Sedangkan piutang bersih (net receivables) meningkat 33 persen menjadi Rp14,4 triliun. Menurut Sutadi, pertumbuhan ini merupakan lanjutan dari kinerja positif yang terus dicatat oleh Perusahaan pada periode triwulan I dan II di 2017. Hal ini ditunjang oleh perbaikan faktor eksternal, antara lain, penjualan kendaraan roda empat nasional yang menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, perbaikan likuiditas perbankan, dan perbaikan kondisi bisnis di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang sebelumnya mengalami penurunan kinerja signifikan.
Kinerja positif tersebut mendukung tren peningkatan profitabilitas perusahaan. BFI Finance mencatatkan kenaikan laba 52 persen secara setahunan dari Rp554 miliar menjadi Rp842 miliar di triwulan III-2017. Hal ini terutama didukung oleh kemampuan Perusahaan peningkatan marjin bunga serta mempertahankan kualitas aktiva yang sehat.
“Peningkatan pendapatan bersih di triwulan ketiga 2017 ini dikontribusikan oleh perbaikan komposisi piutang yang didominasi oleh aset dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi sehingga Perusahaan mampu mempertahankan tingkat bunga pembiayaan dan pada saat yang sama mendapatkan sumber pendanaan yang lebih kompetitif sehingga cost of fund Perusahaan dapat diturunkan,” sambung Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono.
Sedangkan dari sisi rasio piutang pembiayaan macet (Non Performing Financing atau NPF) tercatat sebesar 1,11 persen. Persentase ini menunjukkan penguatan positif setelah sebelumnya mencatat 1,75 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. “Kami mengimplementasikan strategi pengendalian risiko yang terintegrasi dari awal sampai akhir (end-to-end) yang dimulai dari proses persetujuan kredit (credit underwriting) hingga manajemen penagihan (collection management),” imbuh Direktur Risiko BFI Finance, Sigit Hendra Gunawan. (*)