Keuangan

BFI Finance Perketat Pembiayaan Baru, Ini Alasannya

Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) menyebutkan bahwa setelah adanya disrupsi operasional yang terjadi pada akhir semester I 2023, perseroan akan mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di berbagai aspek.

“Kami cukup agile menghadapi dinamika perkembangan kondisi eksternal dan juga tentunya internal Perusahaan. Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester pertama kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini,” ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono dalam public expose, Rabu 22 November 2023.

Baca juga: Pendapatan Naik 23,9 Persen, Laba BFI Finance Malah Turun jadi Segini di Kuartal III-2023

Sujono mengungkapkan, pembenahan tersebut mulai dari menjaga kualitas pembiayaan untuk mencapai level optimal serta peningkatan infrastruktur keamanan digital.

Adapun hingga sembilan bulan pertama tahun 2023, nilai pembiayaan baru BFI Finance mencapai Rp14,5 triliun atau meningkat 5,3 persen yoy dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.

“Mayoritas nilai pembiayaan baru sebesar 58,3 persen berasal dari pembiayaan berjaminan (refinancing) kendaraan roda empat yang memang merupakan core bisnis Perusahaan,” ujar Sudjono.

Lebih lanjut ia menyebutkan, pertumbuhan nilai tersebut berkontribusi terhadap peningkatan nilai total pembiayaan bersih dari Rp17,5 triliun menjadi Rp20,5 triliun atau naik 16,9 persen yoy.

Sehingga, hal tersebut mendorong kenaikan nilai aset dari Rp20 triliun menjadi Rp24,2 triliun atau naik 20,8 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Sembari terus menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas di tingkat yang aman, BFI Finance tetap memastikan diri untuk menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPF) berada di bawah rata-rata industri sebagaimana tren sebelumnya. NPF bruto Perusahaan per September 2023 tercatat 2,02 persen sementara NPF neto berada di level 0,36 persen.

Baca juga: 5 Merek Motor Listrik Ini Bisa Dikredit di BFI Finance, Apa Saja?

Sementara itu, net gearing ratio BFI Finance tercatat sebesar 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator untuk perusahaan pembiayaan, yakni sebesar 10 kali. Persentase Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) terpantau masing-masing berada di level 8,0 persen dan 17,1 persen. 

Seperti diketahui, BFI mencatatkan laba Rp1,2 triliun, menurun Rp100 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun. Denagn membukukan total pendapatan sebesar Rp4,8 triliun, meningkat 23,9 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

13 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

13 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

13 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

15 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

15 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

18 hours ago