Lalu, apa yang menyebabkan kredit macet di PermataBank? Ternyata biang kemacetan kredit PermataBank berasal dari sektor usaha manufaktur dan perdagangan besar, bukan dari debitur yang terafiliasi dengan grup usaha Astra. Sumber Infobank di PermataBank mengatakan, salah satu kredit macet itu justru disebabkan oleh debitur yang memiliki afiliasi dengan partai politik. “NPL naik karena wholesale banking, gara-gara kredit dari seorang politisi dari partai politik dengan personal guarantee,” ujar sumber Infobank, bulan lalu.
Ketika ditemui Infobank bulan lalu, Ridha mengatakan bahwa kewajiban adalah sesuatu yang harus diselesaikan. “Sempat juga tersirat, wah susah ini politisi, jenderal bintang empat, inilah, itulah. Saya bilang, waduh, jenderal bintang tujuh pun tidak apa-apa deh. Kalau orang ngutang ya utang,” ujarnya.
Ridha mengatakan, penyelesaian kredit macet debitur tersebut sudah pada tahap finalisasi dan bukan yang terbesar karena banyak debitur lain yang lebih besar. Kendati per Maret lalu PermataBank sudah mencatat laba Rp214,05 miliar, dibandingkan dengan per Februari 2016 yang merugi Rp247,10 miliar, Ridha mengatakan masih terlalu dini untuk bicara hasil dari perbaikan. Pihaknya masih sibuk mengatasi NPL dan menggenjot efisiensi. (Bersambung ke halaman berikutnya)