Bersaing di Ibukota, Bank Aceh Harus Perkuat Modal

Bersaing di Ibukota, Bank Aceh Harus Perkuat Modal

Jakarta – Sebagai ibukota negara, Jakarta merupakan pusat perekonomian dengan beragam potensi bisnis. PT Bank Aceh Syariah (Bank Aceh) turut menggarap potensi itu dengan menghadirkan kantor cabang di Jakarta.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat berharap, kehadiran kantor cabang Bank Aceh di Jakarta dapat memperkuat jaringan kantor bank aceh di indonesia dan membuka potensi bisnis baru yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan dan pertumbuhan bank aceh.

“Kondisi keuangan yang dinamis serta pengaruh perkembangan teknologi yang pesat perlu mendapatkan perhatian khusus agar Bank Aceh mampu bertahan dan memanfaatkan potensi yang lebih besar,” ujar Teguh dalam soft launching Kantor Cabang Jakarta Bank Aceh di Jakarta, 20 Desember 2021.

Lebih lanjut, Teguh berharap kepada pemerintah daerah Aceh selaku pemilik untuk dapat mendukung Bank Aceh dengan memperkuat permodalan. Hal ini untuk mendorong bisnis Bank Aceh ke depannya.

“Agar memiliki ketahanan dan daya saing yang baik tentunya perkembangan dan pertumbuhan Bank Aceh perlu mendapat dukungan permodalan yang memadai,” pungkasnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan syariah nasional (tidak termasuk saham syariah) di September 2021 mencapai Rp1.993 triliun. Sebanyak 61 persen berasal dari pasar modal syariah terutama dari penerbitan sukuk negara, 42 persen dsri asrt perbankan syariah san 5,91 persen dari industri keuangan non bank syariah.

Porsi aset keuangan Syariah mencapai 10,19 oersen dsri total aset keuangan nasional. Sedangkan market shsre perbankan syariah tercayat 6,5 persen Rp650 triliun dari total aset industri pebankan nasional. Total ada 12 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah, dan 163 bank perkreditan rakyat syariah (BPRS). Total pembiayaan yang diberikan Rp411,92 triliun dan dana pihaj ketiga (DPK) Rp502,72 triliun. (*) Dicky F.

Related Posts

News Update

Top News