Jakarta – PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan pertumbuhan konsolidasi yang solid pada semester I 2025, dengan penjualan bersih mencapai Rp35,05 triliun, naik sekira 6 persen dibandingkan Rp33,1 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan tersebut berhasil mengerek perolehan laba kotor perseroan sebesar Rp3,96 triliun (margin 11,3 persen). Kemudian, laba operasional Rp1,12 triliun (margin 3,2 persen), dan laba bersih Rp568 miliar (margin 1,6 persen).
Di lantai bursa, saham ERAA juga terus menunjukkan tren kenaikan. Pada Senin, 11 Agustus 2025, saham ERAA sempat meningkat 28 poin ke 474 dari pembukaan di level 446, sebelum akhirnya ditutup dengan angka 460. Semester kedua akan menjadi momentum, yang menarik untuk memperhatikan perkembangan ERAA.
Oktavianus Audi, Analis Pasar Modal Kiwoom Sekuritas mengatakan, di semester pertama 2025, ERAA berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp568 miliar.
Baca juga: Target Saham ERAA Diproyeksi Terkerek ke Rp670, Ini Katalis Pendorongnya
“Ini salah satunya, didorong oleh kenaikan penjualan bersih dari segmen aksesori dan lainnya yang bertumbuh 32 persen yoy menjadi Rp5,1 triliun,” jelasnya dikutip 12 Agustus 2025.
Audi mencatat penjualan segmen komputer dan peralatan elektronik lainnya meningkat 9,5 persen yoy menjadi Rp1,33 triliun. Pun demikian dengan penjualan di segmen telepon seluler dan tablet juga meningkat menjadi Rp27,8 triliun.
“Kami berpandangan, di ERAA sudah mulai terjadi transformasi menjadi lifestyle smart retailer multi-industri,” tambah Audi.
Kemitraan dengan XPENG
Kemitraan Erajaya dan XPENG juga menunjukkan kemajuan di sektor otomotif. Perakitan lokal MPV listrik XPENG X9 di pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Purwakarta menunjukkan keseriusan produsen kendaraan listrik ini dalam menanamkan investasi jangka panjang di Indonesia.
“Kami melihat pertumbuhan ERAA melalui anak usahanya ERAL yang menjadi Agen Pemegang Merek EV premium XPENG ini akan cenderung positif seiring dengan tren pertumbuhan dan demand EV, serta didukung kebijakan pemerintah berupa insentif PPnBM dan promosi kebijakan industri hijau,” ujar Audi.
Fasilitas perakitan XPENG di Purwakarta adalah fasilitas perakitan pertama XPENG di luar China. Ini memberikan sinyal positif bahwa mitra global seperti XPENG melihat Indonesia sebagai pasar strategis dan layak untuk komitmen jangka panjang. Bagi Erajaya, kemitraan dengan XPENG membuka ruang ekspansi yang sangat potensial di sektor EV.
Baca juga: Dana Asing Masuk Rp833,70 Miliar, Saham BBCA dan BBRI Paling Banyak Diborong
Target Harga Saham ERAA
Berkat inovasi yang konsisten, fundamental keuangan yang kuat, portofolio bisnis yang makin berimbang, dan kemitraan strategis dengan merek global, Erajaya menunjukkan kapasitas sebagai salah satu pemain ritel paling adaptif di Indonesia.
Menurut Audi, Erajaya bisa menjadi perusahaan ytak hanya tumbuh karena skala, tapi juga berkat kualitas diversifikasi dan kemitraan. “Kami merekomendasikan trading buy untuk ERAA dengan target harga di level 520,” ungkap Audi. (*)










