Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendapat pengakuan sebagai emiten bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 yang paling menguntungkan. Pengakuan tersebut disematkan melalui predikat The Best Public Companies berdasarkan Wealth Added Index (WAI) 2018 untuk kategori perbankan. Saham Bank BTN pun kembali masuk dalam jajaran saham paling likuid di pasar modal atau indeks LQ45.
Adapun, predikat tersebut disematkan berdasarkan metode WAI. WAI merupakan matriks perhitungan untuk mengukur kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan untuk pemegang sahamnya. Dalam seleksi penghargaan Indonesia The Best Public Companies berdasarkan WAI 2018 pun, hanya dipilih perusahaan-perusahaan publik terbaik dengan kapitalisasi pasar terbesar, harga saham, dan kinerja positif.
Dari hasil seleksi, Bank BTN menempati posisi teratas di antara bank BUKU 3 lainnya yang memberikan kekayaan terbanyak bagi pemegang sahamnya. Direktur Bank BTN, R. Mahelan Prabantarikso mengaku, perseroan terus melakukan berbagai inovasi dan transformasi di berbagai lini bisnis. Dengan aksi tersebut, Bank BTN secara konsisten mencatatkan kinerja pertumbuhan bisnis di atas rata-rata industri perbankan nasional.
“Preditkat tersebut menjadi apresiasi positif bagi upaya inovasi dan transformasi yang kami lakukan serta akan memacu kami untuk terus bereksplorasi sehingga dapat memberikan keuntungan baik bagi para pemegang saham maupun masyarakat,” ujar Mahelan dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat 27 Juli 2018.
Sementara itu, kinerja positif saham Bank BTN pun kembali menempatkan perseroan masuk dalam daftar jajaran saham paling likuid di pasar modal atau indeks LQ45. Dalam keterangan PT Bursa Efek Indonesia (25/7), emiten bersandi saham BBTN ini masuk dalam indeks LQ45 untuk periode Agustus 2018-Januari 2019. Sejumlah analis pun menilai kinerja keuangan BBTN pada paruh pertama tahun ini masih memuaskan dan memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik.
Head of Research Sinarmas Sekuritas Evan Lie Hadiwijaya mengungkapkan kinerja keuangan Bank BTN hingga semester I/2018 masih sesuai target yang ditetapkan. Meski masih ada tantangan berupa likuiditas dan suku bunga acuan, Evan menilai Bank BTN akan cukup terbantu dari skema Program Satu Juta Rumah. Sebab, dalam skema tersebut, margin bank tetap terjaga dan ada pula bantuan likuiditas dari pemerintah.
“Ke depannya, Lembaga Tapera pun akan dapat menopang kinerja Bank BTN,” kata Evan.
Sementara itu Analis MNC Sekuritas Nurulita Harwaningrum juga mengungkapkan, Bank BTN masih memiliki potensi untuk bertumbuh dengan permintaan rumah subsidi yang masih tinggi. Nurulita juga menilai Bank BTN pun tetap menjaga kualitas aset tercermin dari penurunan Non-Performing Loan (NPL) ke level 2,78 perssm pada semester I 2018 dari 3,23 persem di periode yang sama tahun lalu.
“Laba bersih BTN juga masih tumbuh double digit dan tahun ini kami perkirakan masih akan tumbuh double digit,” urainya.
Asal tahu saja, dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah, bank spesialis pembiayaan diperumahan ini telah menyalurkan kredit perumahan untuk 423.303 unit rumah pada semester I-2018. Penyaluran kredit perumahan tersebut setara 56,44 perss dari target Bank BTN untuk Program Satu Juta Rumah yang sebanyak 750.000 unit. (*)