Beri Kepercayaan Investor, Ini Kebijakan Pemerintah Jaga Stabilitas Ekonomi

Beri Kepercayaan Investor, Ini Kebijakan Pemerintah Jaga Stabilitas Ekonomi

Jakarta – Indonesia mencatatkan jumlah investor sebanyak 9,1 juta pada Juni 2022. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang tidak mencapai lebih dari 5 juta investor. Perry Warjiyo Gubernur BI mengatakan, Indonesia memiliki potensi dalam meningkatkan investor yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, potensi investor di Indonesia sangat besar yang saat ini hanya mencapai 4%, jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sehingga BI, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama-sama akan terus mendorong peningkatan jumlah investor di Indonesia khususnya investor retail.

“Peran investor sangat diperlukan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur negara, serta menumbuhkan korporasi, UMKM  dan berbagai pembiayaan yang semuanya untuk kemajuan ekonomi negara kita,” ujar Perry Warjiyo, Jumat, 12 Agustus 2022.

Perry melanjutkan, Bank Indonesia juga terus mengembangkan pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan. Melalui bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas ekonomi dan terus mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Kebijakan moneter terus kami lakukan untuk memastikan stabilitas, kami terus melakukan intervensi memastikan rupiah stabil sesuai fundamental, sesuai mekanisme pasar, mendukung pembiayaan ekonomi dan  pertumbuhan ekonomi serta memberikan kepastian investasi bagi para investor,” jelas Perry.

Dirinya juga menyatakan, melalui kebijakan makroprudensial, pemerintah terus memberikan insentif kepada perbankan yang membiayai sektor-sektor prioritas. Dalam hal ini, diharapkan perbankan terus menumbuhkan pembiayaan bagi perekonomian nasional.

“Bersama OJK juga melakukan koordinasi makroprudensial dan mikroprudensial sehingga perbankan terus menumbuhkan kredit. Secara keseluruhan kredit perbankan tumbuh lebih dari 9% bahkan kredit UMKM tumbuh lebih dari 16%. Ini memberikan bukti bahwa tidak hanya kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan tetapi juga kebijakan makroprudensial,” pungkasnya.

Pery menegaskan, hal tersebut, dapat memberikan kepastian imbal hasil positif pada investasi di Indonesia, baik investor dalam maupun luar negeri. (*)

Related Posts

News Update

Top News