Belanja Pemerintah Lambat, Penjualan Industri Turun

Belanja Pemerintah Lambat, Penjualan Industri Turun

Pelambatan ekonomi nasional menurunkan geliat industri, terlebih lagi dengan masih rendahnya realisasi belanja pemerintah. Ria Martati

Jakarta–Belanja pemerintah yang selama semester I baru 39% dengan nilai Rp773,9 triliun dari total pagu belanja dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp1.984,1 triliun berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun.

Di sektor riil, industri tekstil misalnya, ternyata mengalami dampak dengan menurunnya penjualan. Jika biasanya masa libur Lebaran penjualan tekstil meningkat pesat, maka masa Lebaran kali ini industri tekstil mengalami penurunan penjualan.

“Biasanya Lebaran seluruh gudang kosong. Lebaran ini tetap penuh gudang, sampai sekarang. Enggak hanya di kita tapi makanan-minuman, otomotif, manufaktur dan semua terjadi penurunan signifikan dalam penjualan ,” kata Ade Sudrajat Usman, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dalam acara CORE 2015 Mid-Year Review: Managing Economic Slowdon di Graha Sucofindo, Selasa 28 Juli 2015.

Dia memperkirakan dengan penurunan daya beli masyarakat tersebut, tahun ini pertumbuhan industri tekstil pun hanya akan berkisar 4%. “Tapi tahun depan ini akan meningkat,” tandasnya.

Seperti diketahui, penyerapan belanja di semester I-2015 yang hanya sebanyak 39% diakui karena APBNP 2015 baru disetujui pada Februari lalu, terlebih adanya perubahan nomenklatur. Sehingga, penyerapan anggaran belanja pemerintah baru dimulai sekitar April. Pemerintah menargetkan tahun ini peyerapan belanja di 96%. (*)

@ria_martati

Related Posts

News Update

Top News