BEI Targetkan Nilai Transaksi di SPPA Capai Rp200 Triliun pada 2025

Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa nilai transaksi di Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), sebagai trading platform untuk efek bersifat utang atau sukuk (EBUS), mencapai Rp246,10 triliun pada 2024.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan, raihan nilai transaksi tersebut naik lebih dari 76 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp139,34 triliun.

“Tahun 2024 sendiri terjadi peningkatan total nilai transaksi yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2023 di mana SPPA berhasil membukukan transaksi senilai Rp246,1 triliun atau terjadi peningkatan lebih dari 76 persen dari pencapaian transaksi di tahun sebelumnya,” ujar Jeffrey dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.

Baca juga: BEI Resmi Luncurkan Transaksi Repo di SPPA, Ini Manfaatnya

Dari sisi pangsa pasar, Jeffrey menambahkan bahwa inter-dealer market share dari seluruh pengguna jasa SPPA kini telah mencapai 16 persen dari total transaksi OTC. Angka ini menunjukkan peningkatan 77 persen dari market share sebelumnya, yang hanya sebesar 9 persen pada 2023.

Target Transaksi 2025 dan Peluncuran Layanan Repo

Sementara itu, untuk tahun ini BEI menargetkan nilai transaksi di SPPA mencapai minimal Rp200 triliun, mencakup transaksi repo, fixed income, hingga cash out trade.

“Jadi untuk target transaksi, khususnya di SPPA pada tahun ini kita menargetkan nilai transaksi Rp200 triliun minimal untuk tahun ini, termasuk dari Repo dan juga fixed income, cash out trade,” ujar Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1, Firza Rizqi Putra dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Debut di BEI, MINE Raih Dana Segar Rp132,3 Miliar dari IPO

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta likuiditas perdagangan surat utang dan pasar uang di Indonesia, BEI baru saja meluncurkan transaksi Repurchase Agreement (Repo) di SPPA.

Saat ini, terdapat 39 pengguna jasa aktif SPPA dengan rata-rata nilai transaksi harian lebih dari Rp1 triliun. Mereka dapat langsung memanfaatkan layanan transaksi repo surat utang di SPPA mulai hari ini.

SPPA sebagai Platform Pemantauan Pasar

Oleh karena itu, BEI berharap SPPA dapat berperan sebagai platform bersama bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia dalam memantau pergerakan harga, menjadi media kuotasi harga bagi primary dealers, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan fiskal dan moneter. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

21 mins ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

32 mins ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

49 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

53 mins ago

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

2 hours ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

2 hours ago