BEI Tambah 5 Saham Baru Underlying Single Stock Futures, Ini Daftarnya

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas cakupan produk derivatif dengan meluncurkan lima saham underlying baru untuk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF) mulai hari ini, 14 Juli 2025.

Lima saham underlying terbaru tersebut di antaranya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). 

Dengan penambahan lima saham tersebut, maka saat ini terdapat total 10 saham underlying Single Stock Futures. 

Diketahui, lima saham underlying yang telah diluncurkan sebelumnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Baca juga: MSCI Cabut Perlakuan Khusus, Saham BREN, CUAN, dan PTRO Melonjak

Kini, investor sudah dapat memperdagangkan SSF atas total 10 saham dengan terlebih dahulu membuka rekening derivatif pada Anggota Bursa (AB) yang telah memiliki izin sebagai AB Derivatif.

Penambahan underlying SSF itu dilakukan dengan mempertimbangkan tren dan dinamika pasar terkini, dengan kondisi sektor konsumsi, pertambangan, dan energi menunjukkan kinerja yang relatif positif di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. 

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan penambahan underlying SSF tidak hanya menjadi milestone penting dalam pengembangan produk derivatif, tetapi juga langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar modal Indonesia secara keseluruhan. 

“Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berharap investor memiliki lebih banyak alternatif instrumen investasi untuk menyesuaikan strategi investasinya,” ucap Jeffrey di Jakarta, 14 Juli 2025.

Diketahui, transaksi SSF terus menunjukkan perkembangan positif sejak pertama kali diluncurkan. Hingga Juni 2025, volume transaksinya telah mencapai 2.175 kontrak atau sebesar Rp1,02 miliar. Jumlah tersebut meningkat 19 persen dibandingkan jumlah kontrak pada 2024.

Baca juga: Valuasi Saham Masih Rendah, Ini Peluang Entry Point bagi Investor

Sementara, jumlah investor derivatif juga mengalami peningkatan yang signifikan 142 persen dibandingkan tahun 2024 dengan mencapai 359 investor. 

Capaian ini mencerminkan meningkatnya minat dan kepercayaan investor terhadap instrumen derivatif, khususnya SSF, sebagai alternatif investasi yang potensial di pasar modal Indonesia. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

36 mins ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

46 mins ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

2 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

3 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

4 hours ago