Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara bursa karbon atau IDX Carbon, berharap hingga akhir tahun 2023 penjualan unit karbon yang bakal terserap mencapai 1,7 juta ton unit karbon.
Hal itu diungkapkan oleh, Direktur Utama BEI, Iman Rachman pada Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini di Jakarta, 26 Oktober 2023.
“Kami berharap paling tidak 1,7 juta ton unit karbon bisa terjual paling tidak di tahun ini ataupun sebagian di tahun depan,” ucap Iman.
Baca juga: Bos HSBC Ungkap Potensi Bisnis Bursa Karbon RI, Nilainya Capai Segini
Lebih lanjut, Iman menjelaskan bahwa, hingga saat ini telah terdapat dua penyedia unit karbon, di antaranya adalah Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) melalui Proyek Lahendong dan PLN Nusantara Power melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang
“Jadi kalau kita bicara tahun depannya sendiri, kita memang menunggu berapa (perusahaan IPO) yang tercatat di SRN, Sistem Registri Nasional yang ada di KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan),” imbuhnya.
Lalu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa Bursa Karbon Indonesia saat ini terus melakukan diskusi dengan OJK maupun KLHK untuk mengajak lebih banyak lagi pihak yang berpartisipasi dengan bursa karbon.
Baca juga: Ekonom Beberkan Dampak Positif Bursa Karbon di Indonesia
“Diskusi dengan OJK dan KLHK, terus kami lakukan untuk kemungkinan membuka pengguna jasa asing, untuk bisa berpartisipasi di Bursa Karbon Indonesia tahun depan,” ujar Jeffrey dalam kesempatan yang sama.
Adapun, sejak diluncurkan pada September lalu BEI telah mencatatkan nilai transaksi penjualan unit karbon telah mencapai Rp29,5 miliar dengan 464,8 ribu unit karbon terserap. (*)
Editor: Galih Pratama