Menanggapi penurunan IHSG yang terjadi saat ini menurutnya bersifat sementara, karena investor melihat adanya ketidakpastian ekonomi global setelah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. (Baca juga: IHSG Anjlok, Efek Donald Trump Hanya Sementara)
“Memang turun saham-saham besar, tapi secara year to date saham-saham kita masih tumbuh, BBCA tumbuh 10,3%, Telkom naik 27,5%,” papar Tito.
Sekadar informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok pada sesi I siang ini, Senin, 14 Novemberr 2016 sebanyak 137,71 poin atau 2,63% ke level 5.094,25. Sementara indeks LQ45 ditutup anjlok 26,91 poin atau 3,06% ke 851,39.
Indeks melemah akibat menurunnya seluruh sektoral saham di lantai bursa, tak terkecuali perbankan. Hal ini seiring ekspetasi investor akan kenaikan suku bunga AS masih berlanjut. Alhasil investor pun kembali melakukan aksi jualnya secara masif di seluruh lapis saham.
Sektor infrastruktur memimpin pelemahan indeks siang ini sebesar 4,06% disusul sektor konstruksi sebesar 3,61% dan sektor keuangan 3,49%. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More