Tito menyebutkan, bila hal tersebut terealisasi maka Indonesia akan memperoleh dana besar hingga mencapai Rp400 triliun.
“Tota-toal dari 52 perusahaan jika listing di BEI bisa mencapai Rp300 triliun sampai Rp400 triliun. Jumlah 52 itu gede-gede, mereka listed ada di Singapura, Malaysia, Sydney, dan New York. Saya minta tolong pemerintah paksa mereka listed,” ucapnya.
Dari sebanyak 52 perusahaan asing, PT Freeport Indonesia (PTFI) pun masuk. PTFI selama ini juga hanya berkonsentrasi mengeruk kekayaan yang ada di Indonesia, tanpa ada pikiran untuk memberikan keuntungan di Indonesia, lewat pasar modal.
Saat bertemu Sri Mulyani, Tito pun melaporkan kondisi pasar modal Indonesia saat ini. Di mana pasar modal harus didorong lewat privatisasi perusahaan BUMN, sehingga tidak bergantung dari dana pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN). (*) Dwitya Putra
(Baca juga: Lima Anak Usaha BUMN Siap IPO)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjajaki penguatan permodalan PT Bank Pembangunan Daerah… Read More
Jakarta - Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) sebagai salah satu pemain keuangan syariah, terus bergerak… Read More
Jakarta - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja pendapatan untuk sembilan bulan pertama… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Bidang Ekonomi Presiden Bambang Brodjonegoro menyatakan transisi energi berpotensi dapat menarik investasi… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan belum mengetahui rencana kenaikan Pajak… Read More